Supply Chain Management di Perusahaan Dell Computer
Sejak awal berdirinya perusahaan Dell menggunakan sistem penjualan langsung kepada
pelanggan. Hal ini menyebabkan Dell tidak memerlukan pihak pengecer atau
penghubung ke konsumen. Dell mempertahankan kekuatannya dalam menjual secara
langsung ini, mengurangi inventory dan meningkatkan return on capital. Kunci
strateginya ialah kerampingan, kecepatan dan fleksibilitas. Operasi Dell
diteliti dan dianalisis terus menerus untuk mencari celah-celah menghilangkan
atau mengurangi waktu yang digunakan tanpa menambah nilai barang.
Analisis dan penelitian ini diutamakan pada proses
pengadaan barang dan pembuatan produk. Pada tahun 1997, Dell tidak hanya
menjadi model dari JIT (just in time) manufacturing, tetapi juga perusahaan
yang menetapkan sendiri waktu standar untuk perusahaan-perusahaan anggota
supply chain dari alur produksi Dell. Misalnya saja sebagian besar dari
komponen hanya boleh disimpan di gudang Dell selama rata-rata 15 menit saja.
Dell mempunyai pabrik di Austin (Texas), Limerick
(Ireland) dan Penang (Malaysia) dan ketentuan tersebut berlaku untuk ke tiga
pabrik tersebut. Banyak dari komponen tersebut tidak boleh dipesan sebelum Dell
menerima pesanan dari pelanggan.
Untuk mendapatkan tingkatan kerjasama dan integrasi seperti itu, Dell telah menciutkan jumlah pemasok dari 204 perusahaan menjadi 47 perusahaan saja pada tahun 1992. Selain itu, diutamakan dipilih pemasok yang lokasinya berada dekat dengan pabrik-pabriknya dan bukan dari pabrik yang jauh letaknya, meskipun biaya pabrik lokal tersebut lebih mahal. Model direct selling atau direct business model yang dikembangkan Dell tersebut, menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a. Mengurangi inventory
b. Berarti mengurangi inventory carrying cost
c. Mengurangi biaya penjualan
d. Menambah fleksibilitas dalam menghadapi perkembangan pasar
e. Langsung berhubungan dengan pelanggan sehingga mampu langsung memberikan layanan pada pelanggan
Ada satu strategi lagi yang dikembangkan oleh Dell, yaitu membuat komputer dengan komponen yang tersedia di pasaran, sehingga tidak perlu membuat komponen sendiri. Ini membebaskan Dell dari keharusan menumpuk komponen sendiri sebelum merakitnya menjadi komputer.
Strategi terakhir ini memberikan keuntungan-keuntungan tambahan seperti misalnya :
a. Tidak perlu mempunyai aset berupa mesin dan peralatan
b. Tidak perlu membangun bagian research and development
c. Tidak perlu mempunyai pegawai banyak
2. Pengukuran Kinerja Model Supply Chain Pada Dell Computer
Dalam paper “Performance Meansurement and Performance Models for Supply Chain Decision Making” yang ditulis oleh Y Narahari dan Shantanu Biswas, pengukuran kinerja model supply chain dibagi menjadi dua, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran kinerja secara kualitatif meliputi kepuasan pelanggan dan kualitas produk. Pengukuran kinerja secara kuantitatif meliputi lead time dari pemesanan ke pengiriman, supply chain response time, fleksibilitas, dan banyak yang lain. Pengukuran kinerja metode kuantitatif ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu pengukuran kinerja Non-Financial dan Financial.
Pada kajian kali ini akan digunakan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode kuantitatif.
2.1. Pengukuran Kinerja Non-Financial
Pengukuran kinerja non-financial meliputi cycle time, level layanan pelanggan, level inventory, resource utilization, performa-bility, fleksibilitas, dan kualitas.
2.1.1. Cycle Time
Pada suatu proses bisnis dikenal adanya lead time dan supply chain time, keduanya merupakan waktu delay dari pesanan ke penerimaan pelanggan. Dell memiliki slogan yang menggambarkan lead time yang dapat terjadi pada proses bisnisnya, yaitu “apabila kita memiliki persediaan untuk 11 hari, sedangkan pesaing kita memiliki untuk 80 hari maka pada saat misalnya ada chips baru dari Intel, kita akan bisa memasarkannya 69 hari lebih cepat”. Pada referensi lain, untuk melakukan pembelian ke Dell, pelanggan cukup memutar saja nomor Website dan mengikuti petunjuk yang ditayangkan di layar monitor. Pelanggan akan menerima konfirmasi pesanannya dalam waktu 5 menit setelah memesannya dan dalam waktu 36 jam (3 hari) sesudah itu, pesanannya akan selesai dibuat dan keluar dari production line untuk dimuat di truk pengangkut. Sebagian besar dari waktu yang digunakan bukan untuk asembling produk tersebut, tetapi untuk pemasangan software dan pengetesannya. Dell mengharapkan bahwa pembayaran dapat dilakukan, dengan credit card melalui internet, dalam waktu 24 jam sesudah pemesanan dilakukan. Bandingkan misalnya dengan pesaingnya yang besar seperti Compaq, yang harus menunggu pembayaran sampai 35 hari dari penyalur utamanya.
2.1.2. Level Layanan Pelanggan
Beberapa strategi Dell dalam memuaskan para pelanggan ialah memberikan layanan yang kecil-kecil tetapi sangat berguna bagi pelanggan seperti :
a. Membantu merencanakan konfigurasi komputer
b. Memasang software standar
c. Memasang asset sticker
d. Mengunjungi pelanggan untuk memberikan layanan purna jual
e. Membantu dalam pembelian PC dan layanannya
f. dan sebagainya
Untuk mendapatkan tingkatan kerjasama dan integrasi seperti itu, Dell telah menciutkan jumlah pemasok dari 204 perusahaan menjadi 47 perusahaan saja pada tahun 1992. Selain itu, diutamakan dipilih pemasok yang lokasinya berada dekat dengan pabrik-pabriknya dan bukan dari pabrik yang jauh letaknya, meskipun biaya pabrik lokal tersebut lebih mahal. Model direct selling atau direct business model yang dikembangkan Dell tersebut, menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a. Mengurangi inventory
b. Berarti mengurangi inventory carrying cost
c. Mengurangi biaya penjualan
d. Menambah fleksibilitas dalam menghadapi perkembangan pasar
e. Langsung berhubungan dengan pelanggan sehingga mampu langsung memberikan layanan pada pelanggan
Ada satu strategi lagi yang dikembangkan oleh Dell, yaitu membuat komputer dengan komponen yang tersedia di pasaran, sehingga tidak perlu membuat komponen sendiri. Ini membebaskan Dell dari keharusan menumpuk komponen sendiri sebelum merakitnya menjadi komputer.
Strategi terakhir ini memberikan keuntungan-keuntungan tambahan seperti misalnya :
a. Tidak perlu mempunyai aset berupa mesin dan peralatan
b. Tidak perlu membangun bagian research and development
c. Tidak perlu mempunyai pegawai banyak
2. Pengukuran Kinerja Model Supply Chain Pada Dell Computer
Dalam paper “Performance Meansurement and Performance Models for Supply Chain Decision Making” yang ditulis oleh Y Narahari dan Shantanu Biswas, pengukuran kinerja model supply chain dibagi menjadi dua, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran kinerja secara kualitatif meliputi kepuasan pelanggan dan kualitas produk. Pengukuran kinerja secara kuantitatif meliputi lead time dari pemesanan ke pengiriman, supply chain response time, fleksibilitas, dan banyak yang lain. Pengukuran kinerja metode kuantitatif ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu pengukuran kinerja Non-Financial dan Financial.
Pada kajian kali ini akan digunakan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode kuantitatif.
2.1. Pengukuran Kinerja Non-Financial
Pengukuran kinerja non-financial meliputi cycle time, level layanan pelanggan, level inventory, resource utilization, performa-bility, fleksibilitas, dan kualitas.
2.1.1. Cycle Time
Pada suatu proses bisnis dikenal adanya lead time dan supply chain time, keduanya merupakan waktu delay dari pesanan ke penerimaan pelanggan. Dell memiliki slogan yang menggambarkan lead time yang dapat terjadi pada proses bisnisnya, yaitu “apabila kita memiliki persediaan untuk 11 hari, sedangkan pesaing kita memiliki untuk 80 hari maka pada saat misalnya ada chips baru dari Intel, kita akan bisa memasarkannya 69 hari lebih cepat”. Pada referensi lain, untuk melakukan pembelian ke Dell, pelanggan cukup memutar saja nomor Website dan mengikuti petunjuk yang ditayangkan di layar monitor. Pelanggan akan menerima konfirmasi pesanannya dalam waktu 5 menit setelah memesannya dan dalam waktu 36 jam (3 hari) sesudah itu, pesanannya akan selesai dibuat dan keluar dari production line untuk dimuat di truk pengangkut. Sebagian besar dari waktu yang digunakan bukan untuk asembling produk tersebut, tetapi untuk pemasangan software dan pengetesannya. Dell mengharapkan bahwa pembayaran dapat dilakukan, dengan credit card melalui internet, dalam waktu 24 jam sesudah pemesanan dilakukan. Bandingkan misalnya dengan pesaingnya yang besar seperti Compaq, yang harus menunggu pembayaran sampai 35 hari dari penyalur utamanya.
2.1.2. Level Layanan Pelanggan
Beberapa strategi Dell dalam memuaskan para pelanggan ialah memberikan layanan yang kecil-kecil tetapi sangat berguna bagi pelanggan seperti :
a. Membantu merencanakan konfigurasi komputer
b. Memasang software standar
c. Memasang asset sticker
d. Mengunjungi pelanggan untuk memberikan layanan purna jual
e. Membantu dalam pembelian PC dan layanannya
f. dan sebagainya
Level
Inventory
Persediaan barang (inventory) menyumbangkan biaya yang cukup besar dari total biaya untuk memproduksi suatu barang pada perusahaan. Inventory dapat berupa raw material (bahan baku), barang setengah jadi, barang jadi, atau sparepart. Karena faktor biaya dan resiko kerusakan barang inilah, maka perusahaan harus memikirkan juga bagaimana mengelola inventory tanpa memberikan resiko kekurangan barang atau kehilangan kesempatan menjual produk (lost sale).
Pada perusahaan Dell sudah memikirkan bagaimana produk diproduksi tanpa memberikan banyak inventory dengan metode just-in-time yang dikembangkan Dell. Di pabriknya di Limerik, paling sedikit 40% dari komponennya dibuat dan dipasok atas dasar JIT, yang 45% lagi disediakan di gudang pemasok yang berada dekat dengan pabrik Dell. Pemasok mengisi kembali persediaan barang-barangnya, dan mengirimkannya ke Dell saat ada pesanan. Barang-barang besar yang sudah jadi sebagai subassembly seperti monitor dan speaker ditangani secara agak lain. Barang-barang ini tidak dikirim ke gudang Dell, tetapi langsung dikirim ke pelanggan. Dengan cara ini diperoleh penghematan biaya pengiriman sebesar $ 30 per jenis barang. Dell baru ditagih apabila barang tersebut sudah meninggalkan gudang pemasok atas permintaan pelanggan, sehingga barang itu hanya berada di gudang Dell rata-rata setengah hari saja.
2.1.4. Resource Utilization
Jaringan supply chain menggunakan berbagai macam resources, seperti: manufacturing resources (mesin, peralatan, dll); storage resources (gudang, automatic storage, dll); logistics resources (truk, kereta, kargo, dll); sumber daya manusia (buruh,ilmuan, dan personil teknis); dan finansial (persediaan, working capital, dll). Tujuan utama dari utilisasi aset dan sumber daya yang ada secara efisien adalah untuk memaksimalkan tingkat layanan pelanggan, meminimalkan lead time, dan mengoptimalkan tingkat persediaan (inventory).
2.2.Pengukuran Kinerja Financial
Terdapat beberapa fixed costs dan biaya operasional yang berhubungan dengan supply chain. Intinya, perhitungan biaya ini dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan dengan menjaga biaya supply chain tetap rendah. Biaya itu meliputi : biaya transportasi, pergudangan (inventory), fasilitas, operasi, teknologi, material, dan upah pekerja. Financial performance dari supply chain dapat diukur dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :
a. Biaya bahan baku
b. Pendapatan dari produk yang terjual
c. Aktivitas yang menghasilkan biaya seperti material handling, manufacturing, assembling, dll
d. Biaya simpan barang
e. Biaya transportasi
f. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena kerusakan barang atau kesalahan dalam memenuhi pesanan
Perusahaan Dell mengelola dengan baik aliran barangnya, sehingga bisa meminimalisir biaya yang dikeluarkan karena supply chain. Biaya transportasi dan biaya simpan bisa ditekan dengan sistem JIT yang diusung Dell. Biaya yang timbul karena kerusakan barang atau kesalahan pemenuhan pesanan pun bisa ditekan karena sistem assembly-to-order yang dipakai oleh Dell.
3. Decisions in Supply Chain Pada Dell Computer
Level keputusan pada suatu perusahaan berkaitan dengan sistem supply chain yang dipakai dibagi dalam tiga level, yaitu level strategis, taktikal, dan operasional. Penentuan level dapat didasarkan pada waktu atau secara fungsi. Penentuan temporal atau berdasarkan waktu dijelaskan sebagai berikut :
a. Keputusan strategis merupakan target jangka panjang dan petunjuk untuk membuat ketentuan dalam merancang dan merencanakan supply chain.Keputusan ini tidak dievaluasi sebelum jangkanya berakhir, biasanya dalam beberapa tahun.
b. Keputusan taktikal dibutuhkan untuk mengelola supply chain dengan efektif berdasarkan keputusan pada tingkat strategis. Jangka waktu dari keputusan taktikal ini biasanya dalam bulan atau minggu.
c. Keputusan operasional merupakan keputusan jangka pendek dan fokus pada aktivitas real time pada supply chain.
Dalam kajian perusahaan Dell dapat dianalisis keputusan-keputusan yang diambil oleh Dell dalam sistem supply chain-nya.
a. Keputusan strategis yang diterapkan Dell antara lain pada pemilihan supplier, lokasi pabrik, perencanaan kapasitas produksi, jenis transportasi yang akan digunakan dalam distribusi, dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan keputusan jangka panjang. Dell mengambil keputusan dengan cukup baik, dibuktikan dengan pertimbangan jarak antara pabrik supplier dan tempat perakitan komputer Dell.
b. Keputusan taktikal yang diambil Dell antara lain pada alokasi kapasitas, keputusan besarnya persediaan barang, penjadwalan produksi, dll. Dell terbukti mengambil keputusan dengan baik dilihat dari lead time yang hanya dalam tiga hari produk sudah siap dikirim ke pelanggan.
c. Keputusan operasional sendiri tergantung pada keadaan yang terjadi pada perusahaan, baik di proses produksi maupun distribusi. Keputusan operasional dapat berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan sistem.
4. Customer Order dan Manufacturing
Pada bagian ini akan dijelaskan fungsi dan aktivitas yang terjadi di customer order dan manufacturing.
4.1. Customer Order
Pesanan pelanggan pada Dell Computer merupakan titik awal dari setiap aktivitas yang akan dilakukan pada aliran proses produksi dan distribusi produk Dell. Seperti yang diulang-ulang pada bagian-bagian sebelumya, Dell menganut sistem assembly-to-order atau beroperasi ketika terdapat pesanan dari pelanggan. Di bawah ini terdapat gambar dari interface website untuk melakukan pemesanan.
Gambar 2. Interface Pemesanan Dell melalui Website
Konsumen sebagai titik awal dan titik akhir proses memiliki peran untuk melakukan pesanan dan menentukan seperti apa barang yang diingikannya. Aktivitas yang dilakukan pelanggan tentunya memesan produk, baik via website atau telepon dan melakukan pembayaran maksimal 24 jam setelah pemesanan.
4.2. Manufacturing
Proses manufacturing yang terjadi pada perusahaan Dell Computer adalah perakitan dari bahan-bahan yang diproduksi oleh pabrik-pabrik supplier. Menurut sumber yang ada, proses produksi memakan waktu 36 jam dan itu bukan karena proses perakitan yang lama, tetapi proses pengecekan kualitas dari produk.
5. Kesimpulan
Pengukuran kinerja yang digunakan adalah pengukuran metode kuantitatif yang meliputi non-financial dan financial performance meansurement. Dengan metode pengukuran ini dapat dilihat strategi Dell Computer untuk menekan biaya supply chain yang ada, sehingga menambah pendapatan perusahaan.
Dikaji pula keputusan-keputusan yang diambil oleh Dell Computer pada level strategis, taktikal, dan operasional dalam kebijakan supply chain-nya. Dari kajian ini dapat dlihat bahwa Dell benar-benar menerapkan kecepatan dalam memproduksi produknya, sehingga lead time yang terjadi hanya 36 jam untuk tiap pemesanan.
Dell juga memperhatikan bagaimana melayani pelanggan dengan baik melalui proses customer order dan layanan-layanan yang ada saat pemesanan, pembayaran, maupun layanan purna jualnya.
Persediaan barang (inventory) menyumbangkan biaya yang cukup besar dari total biaya untuk memproduksi suatu barang pada perusahaan. Inventory dapat berupa raw material (bahan baku), barang setengah jadi, barang jadi, atau sparepart. Karena faktor biaya dan resiko kerusakan barang inilah, maka perusahaan harus memikirkan juga bagaimana mengelola inventory tanpa memberikan resiko kekurangan barang atau kehilangan kesempatan menjual produk (lost sale).
Pada perusahaan Dell sudah memikirkan bagaimana produk diproduksi tanpa memberikan banyak inventory dengan metode just-in-time yang dikembangkan Dell. Di pabriknya di Limerik, paling sedikit 40% dari komponennya dibuat dan dipasok atas dasar JIT, yang 45% lagi disediakan di gudang pemasok yang berada dekat dengan pabrik Dell. Pemasok mengisi kembali persediaan barang-barangnya, dan mengirimkannya ke Dell saat ada pesanan. Barang-barang besar yang sudah jadi sebagai subassembly seperti monitor dan speaker ditangani secara agak lain. Barang-barang ini tidak dikirim ke gudang Dell, tetapi langsung dikirim ke pelanggan. Dengan cara ini diperoleh penghematan biaya pengiriman sebesar $ 30 per jenis barang. Dell baru ditagih apabila barang tersebut sudah meninggalkan gudang pemasok atas permintaan pelanggan, sehingga barang itu hanya berada di gudang Dell rata-rata setengah hari saja.
2.1.4. Resource Utilization
Jaringan supply chain menggunakan berbagai macam resources, seperti: manufacturing resources (mesin, peralatan, dll); storage resources (gudang, automatic storage, dll); logistics resources (truk, kereta, kargo, dll); sumber daya manusia (buruh,ilmuan, dan personil teknis); dan finansial (persediaan, working capital, dll). Tujuan utama dari utilisasi aset dan sumber daya yang ada secara efisien adalah untuk memaksimalkan tingkat layanan pelanggan, meminimalkan lead time, dan mengoptimalkan tingkat persediaan (inventory).
2.2.Pengukuran Kinerja Financial
Terdapat beberapa fixed costs dan biaya operasional yang berhubungan dengan supply chain. Intinya, perhitungan biaya ini dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan dengan menjaga biaya supply chain tetap rendah. Biaya itu meliputi : biaya transportasi, pergudangan (inventory), fasilitas, operasi, teknologi, material, dan upah pekerja. Financial performance dari supply chain dapat diukur dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :
a. Biaya bahan baku
b. Pendapatan dari produk yang terjual
c. Aktivitas yang menghasilkan biaya seperti material handling, manufacturing, assembling, dll
d. Biaya simpan barang
e. Biaya transportasi
f. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena kerusakan barang atau kesalahan dalam memenuhi pesanan
Perusahaan Dell mengelola dengan baik aliran barangnya, sehingga bisa meminimalisir biaya yang dikeluarkan karena supply chain. Biaya transportasi dan biaya simpan bisa ditekan dengan sistem JIT yang diusung Dell. Biaya yang timbul karena kerusakan barang atau kesalahan pemenuhan pesanan pun bisa ditekan karena sistem assembly-to-order yang dipakai oleh Dell.
3. Decisions in Supply Chain Pada Dell Computer
Level keputusan pada suatu perusahaan berkaitan dengan sistem supply chain yang dipakai dibagi dalam tiga level, yaitu level strategis, taktikal, dan operasional. Penentuan level dapat didasarkan pada waktu atau secara fungsi. Penentuan temporal atau berdasarkan waktu dijelaskan sebagai berikut :
a. Keputusan strategis merupakan target jangka panjang dan petunjuk untuk membuat ketentuan dalam merancang dan merencanakan supply chain.Keputusan ini tidak dievaluasi sebelum jangkanya berakhir, biasanya dalam beberapa tahun.
b. Keputusan taktikal dibutuhkan untuk mengelola supply chain dengan efektif berdasarkan keputusan pada tingkat strategis. Jangka waktu dari keputusan taktikal ini biasanya dalam bulan atau minggu.
c. Keputusan operasional merupakan keputusan jangka pendek dan fokus pada aktivitas real time pada supply chain.
Dalam kajian perusahaan Dell dapat dianalisis keputusan-keputusan yang diambil oleh Dell dalam sistem supply chain-nya.
a. Keputusan strategis yang diterapkan Dell antara lain pada pemilihan supplier, lokasi pabrik, perencanaan kapasitas produksi, jenis transportasi yang akan digunakan dalam distribusi, dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan keputusan jangka panjang. Dell mengambil keputusan dengan cukup baik, dibuktikan dengan pertimbangan jarak antara pabrik supplier dan tempat perakitan komputer Dell.
b. Keputusan taktikal yang diambil Dell antara lain pada alokasi kapasitas, keputusan besarnya persediaan barang, penjadwalan produksi, dll. Dell terbukti mengambil keputusan dengan baik dilihat dari lead time yang hanya dalam tiga hari produk sudah siap dikirim ke pelanggan.
c. Keputusan operasional sendiri tergantung pada keadaan yang terjadi pada perusahaan, baik di proses produksi maupun distribusi. Keputusan operasional dapat berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan sistem.
4. Customer Order dan Manufacturing
Pada bagian ini akan dijelaskan fungsi dan aktivitas yang terjadi di customer order dan manufacturing.
4.1. Customer Order
Pesanan pelanggan pada Dell Computer merupakan titik awal dari setiap aktivitas yang akan dilakukan pada aliran proses produksi dan distribusi produk Dell. Seperti yang diulang-ulang pada bagian-bagian sebelumya, Dell menganut sistem assembly-to-order atau beroperasi ketika terdapat pesanan dari pelanggan. Di bawah ini terdapat gambar dari interface website untuk melakukan pemesanan.
Gambar 2. Interface Pemesanan Dell melalui Website
Konsumen sebagai titik awal dan titik akhir proses memiliki peran untuk melakukan pesanan dan menentukan seperti apa barang yang diingikannya. Aktivitas yang dilakukan pelanggan tentunya memesan produk, baik via website atau telepon dan melakukan pembayaran maksimal 24 jam setelah pemesanan.
4.2. Manufacturing
Proses manufacturing yang terjadi pada perusahaan Dell Computer adalah perakitan dari bahan-bahan yang diproduksi oleh pabrik-pabrik supplier. Menurut sumber yang ada, proses produksi memakan waktu 36 jam dan itu bukan karena proses perakitan yang lama, tetapi proses pengecekan kualitas dari produk.
5. Kesimpulan
Pengukuran kinerja yang digunakan adalah pengukuran metode kuantitatif yang meliputi non-financial dan financial performance meansurement. Dengan metode pengukuran ini dapat dilihat strategi Dell Computer untuk menekan biaya supply chain yang ada, sehingga menambah pendapatan perusahaan.
Dikaji pula keputusan-keputusan yang diambil oleh Dell Computer pada level strategis, taktikal, dan operasional dalam kebijakan supply chain-nya. Dari kajian ini dapat dlihat bahwa Dell benar-benar menerapkan kecepatan dalam memproduksi produknya, sehingga lead time yang terjadi hanya 36 jam untuk tiap pemesanan.
Dell juga memperhatikan bagaimana melayani pelanggan dengan baik melalui proses customer order dan layanan-layanan yang ada saat pemesanan, pembayaran, maupun layanan purna jualnya.
Penerapan Supply Chain Management Pada Carrefour Indonesia
Carrefour adalah perusahaan yang bergerak di bidang dagang yaitu hypermarket yang berasal dari Perancis. Carrefour dibentuk oleh keluarga Fournier and Defforey pada tahun 1957. Awalnya carrefour adalah supermarket kecil kemudian pada tahun 1963 terdapat konsep swalayan baru yaitu hypermarket. Hypermarket yang dibuka pertama kali oleh Carrefour yaitu berada di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500 m2 yang memuat 400 buah areal parkir dan 12 jalur kasa pembayaran. Untuk pembukaan di luar perancis Carrefour dibuka pertama kali di Spanyol pada Tahun 1973, kemudian mengikuti Brazil pada tahun 1975, Argentina pada tahun 1982, dan Italia pada tahun 1982. Untuk kawasan Asia pertama kali dilakukan di Taiwan pada tahun 1989, kemudian di Malaysia pada tahun 1994, Cina pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997, Indonesia pada tahun 1998, dan Jepang pada tahun 2000. Gebrakan yang dilakukan oleh Carrefour antara lain, penggabungan seluruh usaha Carrefour di seluruh dunia dengan perusahaan Promodes4. Setelah itu Carrefour mengeluarkan Kartu belanja ‘la carte Pas’ pada tahun 1981, peluncuran program asuransi Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-produk dagang Carrefour pada tahun 1985. Website Carrefour itu sendiri baru di luncurkan pada tahun 2000.
Untuk pembukaan nya di Indonesia Carrefour pertama kali di buka di Jakarta pada bulan Oktober pada tahun 1998, yaitu di kawasan cempaka putih, Puri Indah, Jakarta Barat. saat ini Carefour sudah memiliki 17 hypermarket di Jakarta, yang antara lain berada di kawasan Cempaka Putih dan Puri Indah, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas Mega Grosir, Ratu Plaza, Duta Merlin, Lebak Bulus, MT Haryono, Pasar Pestival, ITC Kuningan, dan satu cabang di kota Bandung. Dari 17 hypermarket itu Carrefour memperkerjakan sekitar 7500 karyawan. Dalam menjalakan bisnis hypermarketnya Carrefour mempunyai 3 pilar utam yaitu , harga yang bersaing, pilihan yang lengkap, dan pelayanan yang memuaskan. Carrefour sukses menarik konsumen Indonesia dengan tagline nya yaitu “Ada yang Lebih Murah, Kami Ganti Selisihnya”. Dari strategi itu Carrefour sukses dengan omset Rp. 1 millar per hari per outlet. Riset ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu Carrefour memiliki Store Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI menunjukkan tingkat preferensi konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index SEI berkisar 1-10. Angka 1 menunjukkan tingkat preferensi rendah. Survey ACNielsen tahun 2005 menunjukkan bahwa secara umun Carrefour dipersepsikan sebagai toko yang menyediakan aneka kebutuhan dengan harga paling murah diikuti oleh Alfamart dan Indomaret dan tahun 2006, Carrefour masih menjadi leader dalam format hypermarket.‖ Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.
Penerapan E-Business di Carrefour indonesia mulai serius dilakukan pada bulan Juli tahun 2007. Penerapan E-Business ini dilakukan untuk mengoptimalkan proses bisnis yang ada di Carrefour terutama dalam hal manajemen rantai pasokan dan manajemen relasi pelanggan. Rantai pasokan ini harus diatur untuk memudahkan kerja antara gerai dan pemasok. Sedangkan manajemen relasi pelanggan bertujuan untuk mengelola pelanggan Carrefour sehingga tetap setia berbelanja di Carrefour.
KONSEP JUST IN TIME
Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen manufaktur modern yang dikembangkan sejak awal tahun 70an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno.Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, sumber daya manusia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Dalam konsep JIT ini, pemborosan mencakup 7 hal, yaitu:
- Over produksi ( OverProduction )
- Waktu menunggu ( Waiting )
- Transportasi ( Transportation )
- Pemrosesan ( Process production )
- Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
- Gerak ( Unnecessary Motion )
- Cacat produksi ( Defects)
- Meningkatkan laba
- Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
- Mengeliminasi atau mengurangi persediaan
- Meningkatkan mutu
- Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)
- Memperbaiki kinerja pengiriman.
- Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen (tepat kuantitas)
- Memproduksi produk bermutu tinggi
- Memproduksi produk berbiaya rendah
- Memproduksi produk berdaur waktu yang tepat
- Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktu
- Hanya membeli sejumlah barang yang diperlukan untuk produksi
- Membeli barang bermutu tinggi
- Membeli barang berharga murah
- Pengiriman barang yang dibeli tepat waktu
- Pengurangan waktu set up
- Aliran produksi lancar (uninterrupted)
- Produksi tanpa cacat
- Produksi tanpa kerusakan mesin
- Peningkatan secara kontinyu (Continuous improvement)
- Peranan dan komitmen pegawai
- Hubungan yang harmonis dengan pemasok
- Sistem Kanban/pull system
- seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien
- Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya.
- Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali.
- Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.
• satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
Pada Carrefour sendiri, penerapannya dilakukan pada pusat distribusinya atau Distribution Center(DC). Peran JIT sendiri mengubah fungsi dari DC yang tadinya sebagai gudang penyimpanan menjadi ke fungsi aslinya yaitu untuk mendistribusikan barang ke gerai-gerai Carrefour. Barang yang dating ke DC pun tidak dalam jumlah yang besar, melainkan disesuaikan dengan permintaan dari gerai-gerai sehingga tidak ada barang yang tertinggal di gudang atau terdegradasi dan membuat proses distribusinya lebih transparan serta meningkatkan efisiensi.
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA CARREFOUR
SCM sebenarnya sudah dikembangkan di perusahaannya sejak lama ketika Carrefour baru memiliki beberapa gerai. dan yang dikembangkan masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk membantu proses penerimaan barang di gerai. (menurut Bayu A. Soedjarwo, Manajer Logistik Senior Carrefour)Kemudian Carrefour membeli aplikasi untuk rantai pasok dan yang mampu menjalankan warehouse management system yaitu InfoLog. Semua proses dalam rantai pasokannya bias diintergrasikan dan memudahkan Carrefour dalam bekerja sama dengan para supplier meski tidak 100% terintegrasi seluruhnya. Untuk saat ini Carrefour masih berfokus pada efisiensi yang bisa diberikan dengan produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif
Dalam proses rantai pasokan yang dijalankan, Carrefour menerapkan konsep Just-In Time (JIT) pada pusat disribusi atau distribution center yang bertujuan untuk mengefisiensikan proses sehingga tidak perlu adanya stok dalam pusat distribusi. Metode ini memungkinkan prosesnya lebih transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang terdegradasi (tertinggal) di gudang.
Dalam aplikasi InfoLog yang dijalankan Carrefour terdapat beberapa proses bisnis yang dijalankan yaitu :
- Inbound Logistics
- Perencanaan dan pengadaan persediaan
- Operasi Gudang
- Outbound Logistics
- Pelaporan
co-writer : fanuel Y K, Wahyu Dwi Wsumber:
http://www.carrefour.co.id/
http://blog.its.ac.id/fastroute
http://www.qfinance.com/dictionary
http://alena19.wordpress.com/2010/04/20/just-in-time/
http://www.slideshare.net/benjaminperraut/carrefour-logistic-management
http://www.strategosinc.com/just_in_time.htm,
http://nevafarrell.blogspot.com/2009/05/supply-chain-management-scm-di.html
http://smallbusiness.chron.com/pros-cons-jit-inventory-system-3195.html
http://www.slideshare.net/adenthoriq/analisis-perusahaan
http://ms.wikipedia.org/wiki/Carrefour
http://www.japan-101.com/business/just_in_time.htm
http://smallbusiness.chron.com/pros-cons-jit-inventory-system-3195.html
4 komentar:
Ohh. Wow! You have a taste in making a blog to life. That's great will wait for another one. Thank you.
Https://yhn876.com 카지노사이트
Very practical material. I really feel this is worthy of a bookmark so I can visit again anytime soon. Anyway, if you're looking for something interesting, feel free to visit our website https://yhn777.com 바카라사이트
I was looking for this particular information for a very long time. Thank you and best of luck.
안전놀이터
I found a site that is very useful
i know you've love this too
just click the link below. Thank you!
안전놀이터
https://pmx7.com/ 안전놀이터
Posting Komentar - Kembali ke Konten